Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Curhatan Pengendara Motor di Jembatan Suramadu | Kenapa sih Tidak Diaspal atau Dibolehkan lewat Jalur Mobil ?? Bahayanya Dimana ???

Assalamualaikum..

Halo semuanya, disini saya ingin menulis curahan banyak orang terutama para pengendara motor yang PP setiap hari lewat jJembatan Suramadu tentang tidak enaknya jalur motor yang kita lewati setiap hari di jembatan suramadu.

Mungkin ada yang membaca artikel ini berdomisili diluar Provinsi Jawa Timur atau yang jauh dari kawasan jembatan Suramadu tidak banyak mengetahui perihal keluhan ini yang sudah bertahun - tahun dari tahun 2009 sejak awal Jembatan Suramadu diresmikan Pak SBY.

Dahulunya warga Pulau Madura apabila hendak menyeberang ke keluar Pulau Madura opsi satu - satunya adalah naik Kapal ntah bisa lewat Penyeberangan Kamal - Ujung atau Kalinget - Pelabuhan Jangkar Situbondo. Nah untuk memajukan ekonomi Madura diusulkanlah Jembatan Suramadu oleh Pak M. Noer sekitar tahun 50an dulu.

Ketika Jembatan Suramadu diresmikan pada tahun 2009 oleh Pak SBY warga Madura sangat antusias karena tidak perlu lagi naik kapal untuk menyeberang keluar Pulau Madura. Tidak perlu antri dan menunggu kapal lama. Dulu awal - awal diresmikan adalah masuk kategori jalan TOL, tarif Jembatan Suramadu untuk motor Rp. 3000 sekali menyeberang, untuk Mobil Rp. 60.000 (masih lebih murah dari tarif kapal yang 100rb an kala itu).

Ketika kepemimpinan berganti era Pak Jokowi, Suramadu untuk motor digratiskan dan mobil didiskon 50% hingga pada akhirnya tahun 2018 menjelang tahun politik 2019 Suramadu totally free, dan sudah tidak berstatus menjadi Jalan TOL.

Sekedar informasi bahwasanya dibawah jalur motor itu ada jaringan kabel listrik dan komunikasi dan kabel - kabel lainnya yang dahulunya lewat jalur bawah laut sebelum adanya Jembatan Suramdu. Itulah mengapa jalur motor tidak diaspal, melainkan sambungan - sambungan beton setiap 2 meteran kurang lebihnya sepanjang 5,4km untuk memudahkan maintenance nantinya ketika ada kabel yang sedang gangguan. Itu berarti ada sekitar 2.719 sambungan beton dari ujung Jembatan sampai ujung Jembatan. 

Sambungan balok beton sebanyak 2.719 kurang lebih di jalur motor Jembatan Suramadu.

Bisa kalian bayangkan betapa tidak ratanya jalur motor ??? Mungkin untuk kalian yang tidak PP setiap hari, atau hanya sekali - kali travelling ke Jembatan Suramadu that's not a problem, malah kalian akan asyik melintasi Jembatan terpanjang di Indonesia ini. Tetapi kalian akan merasakan efek yang tidak baik, tidak enak apabila kalian PP setiap hari lewat jalur motor ini. Apalagi setelah maintenance kabel pemasangan beton - betonnya asal - asalan makin tidak rata.

Beberapa efek yang dirasakan pengguna jalur motor ini yang PP tiap hari, diantaranya :

  • Kones atau komstir motor tidak akan awet mudah oblak karena jalan tidak rata.
  • Tangan tremor, punggung atau pantat tidak enak karena jalan sambungan tidak rata.
  • Ban cepat tipis karena sekali jalan melewat 2 ribu lebih sambungan balok beton.
  • Totok, visor, Spakbor tidak akan awet dan akan cepat rontak, bahkan saya beberapa kali melihat spion, spakbor milik orang copot di jalur motor.
  • Potensi tabrakan beruntun sangatlah besar, karena jalur sempit.
  • dan masih banyak lainnya.
Tak hayal kalau banyak pengguna motor yang akhirnya melanggar nerobos lewat jalur mobil karena sudah muak dengan jalan yang tidak rata tersebut. Namun selama aturannya masih begitu ya saya tidak akan mendukung segala pelanggaran.

Saya rasa cukup artikelnya, lebih baik nonton saja langsung video saya dibawah ini agar lebih mengerti bagaimana kondisi sebenarnya. Selamat menonton, semoga keluhan ini ada yang mendengar. VIRALKAN !!!!



Post a Comment

0 Comments